Sabtu, 01 Oktober 2011

Testamen Sukarno

Pertemuan Sukarno dan Tan Malaka pertama kali terjadi pada 9 September 1945 di rumah dr. Suharto. Sebelumnya mereka saling kenal puluhan tahun silam lewat tulisan-tulisan keduanya. Saat itu pula, secara gamblang dengan disaksikan Sayuti Melik Sukarno mengatakan bahwa dia akan mewariskan perjuangan revolusi kepada Tan Malaka jika Sukarno sudah tidak mampu lagi. Namun, pada tanggal 30 September 1945 ketika Sukarno menyampaikan Testamen tersebut kepada Hatta, Hatta tidak setuju dan menawarkan usul bahwa harus ada 4 calon pengganti mereka. Sukarno yang gandrung akan persatuan bangsa menerima secara lapang dada solusi dari Hatta ini.
Berikut testament resmi yang diketik oleh Soebarjo:

Wasiat kami
Kemerdekaan adalah hak setiap bangsa, dan kolonialisme harus dihapuskan dari muka bumi karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Kami memproklairkan kemerdekaan atas dasar kehendak rakyat, dan menurut Undang-Undang Dasar, yang menunjukkan kehendak rakyat bagi suatu Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil serta makmur. Negara Indonesia sekarang menghadapi segala macam kesulitan, yang hanya dapat diatasi oleh rakyat yang benar-benar bersatu, penuh keberanian di bawah kepemimpinan yang handal dan tegas. Sejarah membuktikan bahwa realisasi cita-cita kemerdekaan tergantung dari kesediaan seluruh rakyat mengorbankan segalanya seperti ditunjukkan di Amerika Utara dan Selatan, Eropa Barat, Rusia,Mesir, Turki, dan Tiongkok. Sekarang telah tiba saatnya untuk menentukan kepada siapa di akalngan rakyat obor kemerdekaan harus diserahkan jika kami tidak sanggup lagi melanjutkan perjuangan. Perjuangan rakyat yang berlanjut untuk menjamin kemerdekaan harus didasarkan atas persatuan seluruh kelompok masyarakat, menjunjung tinggi Republik seperti tercantum dalam Undang-Undang Dasar. Setelah pertimbangan panjang dan seksama, serta dengan persetujuan sepenuhnya dari para pemimpin yang bertanggung jawab, dengan ini kemi menyatakan bahwa pimpinan perjuangan kemerdekaan akan dipikul oleh: Tan Malaka, Iwa Kusumasumantri, Sjahrir, dan Wongsonegoro.

Hidup Republik Indonesia-Hidup Rakyat Indonesia

Jakarta, 1 Oktober 1945


Soekarno-Moh. Hatta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar