Jumat, 01 Juli 2011

Celoteh #3 : Gumilar 0h Gumilar..

Perawakanmu sama dengan masyarakat Indonesia pada umumnya. Tidak tinggi juga tidak pendek, kulit sawo matang, mata besar plus kumis tebal yang menggantung di atas bibir menjadi ciri khasmu. Kuyakin makanan mu pun sama dengan kami, mungkin yang membedakan hanya lauk pauk yang kau makan lebih mahal dari yang sering kami makan, mungkin. Ya, tidak ada pembeda yang terlalu jauh antara kamu dan kami, satu-satunya yang menjadi pembeda adalah kedudukanmu.


Singkat cerita pada tahun 2007 kau mendapatkan mandat untuk  menjadi rektor di Universitas Indonesia. Karena ketidaktahuanmu dan mungkin ‘kikuk’ menjadi rektor baru, kau mengundang para petinggi mahasiswa kala itu untuk diundang dalam sebuah acara ‘ramah tamah’. Mereka datang, ke villa mu yang indah permai dikawasan Puncak Bogor. Lahirlah dalam acara ramah tamah itu sebuah perjanjian antara kau dan mahasiswa yang disebut Trihama, yaitu : (1) menjadikan UI tetap menjadi kampus rakyat (2) rektor memudahkan setiap kegiatan mahasiswa (3) tidak menaikkan biaya kuliah. Ah..nampaknya semua itu hanya janji manis, betul-betul manis, dan betul-betul hanya janji.

Menjadikan Universitas Indonesia sebagai world class university, itulah visi mu. Visi yang menjadikanmu sangat berambisi untuk membuat bangunan-bangunan mewah, katanya ya itu..menjadikan UI sebagai world class university. Jadi kesimpulannya, untuk menjadikan sebuah world class university semata-mata adalah membuat bangunan mewah. Ah, sudahlah…world class university dan bangunan mewah mungkin dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Tidak peduli apakah para karyawan UI jelas statusnya, apakah para dosen jelas juga statusnya, ah, yang jelas hanya kau.

Kau adalah orang pintar, kuliah S3 di Jerman, padahal di sana kau kuliah gratis kan, pak? Tapi dengan picik kau malah menaikkan biaya kuliah kami di sini. Hmm..kau juga sangat pintar memperlakukan mahasiswa, kau tahu di sini adalah basis perjuangan, tapi kau bungkam mulut-mulut kami dengan segala kenikmatan duniawi, berhasil pak, kini mahasiswa hanyalah seonggok daging tak berpikir. Pernah ada orang yang berani menentangmu, katanya dia pernah membuat surat terbuka untukmu, namun cepat-cepat kau membungkamnya. Dan..bungkam!

Hmm..telisik punya telisik, UI ini kampus ter-tertutup yang pernah ada di kolong jagad. Logikanya, untuk membuat bangunan-bangunan mewah yang sekarang sebentar lagi rampung, UI membutuhkan rupiah yang banyak. Darimana mereka mendapatkan uang untuk membiayai semua itu? Darimana lagi kalau bukan dari mahasiswaa…toh ventura UI hanya menyumbang 5% dari biaya operasional UI. Biaya kuliah yang melangit, beasiswa yang (selalu) terlambat, DKFM yang entah kemana alokasinya, dan segala cara mereka menyedot uang dari mahasiswa sudah dilakukan.

Sudahlah, sebentar lagi gumilar akan turun dar jabatannya pada 2012 (kalau tidak mencalonkan kembali). Sudah banyak yang dia lakukan untuk memajukan UI ini (baca : membangun gedung mewah), alangkah baiknya memang jika kita tidak melupakan jasa-jasa baik dia ketika dia turun, namun alangkah lebih baik baiknya lagi  jika kita melupakannya. Ah sudahlah, ini semua hanya celoteh yang sumbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar