Jumat, 13 April 2012

Kapitalisme: Asal Usul dan Perkembangannya[1]

Sebelum adanya Revolusi Industri, masyarakat eropa adalah masyarakat yang sangat bercorak feodalistik. Masyarakat feodal dibangun dari masyarakat tuan tanah, tanah garapan, penggarap tanah, dan sedikit masyarakat pemilik modal (yang merupakan partner tuan tanah untuk menjual komoditasnya). Hubungan antara tuan tanah dan penggarap tanah dianggap sebagai hubungan suci. Penggarap tanah menganggap ketika mereka mengabdi kepada tuan tanah, itu artinya mereka mengabdi kepada tuhan.
 
Jika kita merunut pada Marx, maka perkembangan selanjutnya dari masyarakat feodal menjadi masyarakat kapitalis terjadi karena sebuah pertentangan kelas. Masyarakat pemilik modal pada era feodalisme adalah golongan masyarakat yang tidak memiliki otoritas apapun. Keadaan yang demikian melahirkan berbagai konflik antara kaum kapital dan tuan tanah yang memiliki berbagai otoritas. Masyarakat kapital mulai menyewa tenaga penggarap tanah sebagai budak. Penggarap-penggarap tanah ini memberikan pajak kepada tuan tanah sebagai kompensasi atas tenaga yang seharusnya diberikan. Disadari atau tidak, penggarap tanah/budak inilah kelas yang mula-mula menjadi kaum proletar yang kita kenal sekarang.

Perubahan orientasi dari perilaku para penggarap tanah ini makin mengukuhkan kapitalisme dan menyingkirkan feodalisme, juga revolusi industri yang terjadi di Inggris.

Perkembangan selanjutnya dari sistem kapitalisme ini semakin kuat dan kokoh, terbukti dengan apa yang kita lihat di abad 21 ini. Masyarakat kapital menguasai dunia dengan modal yang mereka miliki. Struktur masyarakat kapitalis terdiri dari dua kelas utama, yaitu masyarakat pemilik modal (kapitalis/borjuis) dan masyarakat proletar yang bekerja pada kaum kapital. Karena ciri struktur ekonomi ini adalah persaingan untuk mendapat keuntungan/kapital antara satu kelas kapitalis dengan satu dengan kapitalis lainnya, mau tidak mau harus dilakukan prinsip ekonomi, yaitu dengan modal yang sedikit dihasilkan keuntungan yang maksimal. Penerapan prinsip ekonomi ini memang dijalankan oleh masyarakat kapital. Bagaimana caranya? Tidak lain adalah memeras kaum proletar untuk memperoleh untung yang lebih dan lebih lagi. Karena mesin adalah fixed cost (biaya tetap dan tak bisa ditambah/dikurangi untuk membuah suatu komoditas) sedangkan manusia yang menjalankan mesin merupakan variable cost (biaya variabel). 

Dengan keadaan demikian dimana kepentingan kedua golongan sangat bertentangan (kapitalis menginginkan keuntungan sebesar-besarnya dengan memeras proletar sedangkan proletar berkepentingan menambah jumlah penghasilan dan mengurangi jam kerja) maka akan terjadi kembali suatu pertentangan kelas. Terlebih selain menguasai struktur ekonomi, masyarakat kapitalis ini juga menguasai pemerintahan. Negara dibuat hanya sebagai alat kaum kapital agar terus dapat menyedot dan memeras proletar dan melanggengkan kekuasaannya.

Yang harus dan pasti kita semua yakini adalah, tidak ada satupun yang abadi di dunia ini, begitu pula kapitalisme. Pertanyaannya, kapankan kapitalisme akan runtuh dan apa yang membuat sistem ini akan runtuh? Jika kita mengikuti pemikiran Marx, jawabannya adalah kapitalisme akan runtuh tidak lain disebabkan karena kontradiksi-kontradiksi yang terjadi di dalam tubuh kapitalisme sendiri.

Persaingan antara kaum kapitalis untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya membuat kapitalis mencari pasar-pasar baru untuk menjual komoditasnya. Persaingan ini akan membuat modal-modal semakin terkonsentrasi kepada sedikit kaum kapital karena kapitalis lainnya kalah bersaing dan menjadi proletar. Fenomena ini pun tercermin dalam akuisisi perusahaan yang banyak kita jumpai saat ini. Kapitalis yang makin sedikit dengan modal yang semakin besar di tangannya dan proletar yang tidak memiliki apa-apa semakin banyak membuat ketimpangan sosial dan permasalahan sosial lainnya.

Perkembangan selanjutnya, masih menurut Marx adalah akan terjadinya suatu revolusi yang dipelopori oleh partai sosialis revolusioner yang diisi oleh kaum proletar yang ’tercerahkan’. Kekuasaan ekonomi dan politik akan diambil alih oleh kaum proletar yang menang. Negara sosialis segera didirikan untuk menindas sisa-sisa kaum kapitalis yang berpotensi melawan. Ketika kapitalis benar-benar lenyap, maka kebutuhan akan negarapun akan hilang. Masyarakat komunis akan terbangun, masyarakat yang tidak memiliki kelas sosial, tidak ada penindasan, dan masyarakat bekerja berdasarkan apa yang mereka sukai.

Memang benar, tahapan komunisme hanyalah tahapan yang ada dalam pemikiran Marx saja dan belum dapat terbukti sama sekali. Benar adanya Sovyet di bawah Lennin mencoba mengimplementaskan ajaran Marx ini dengan membentuk suatu masyarakat sosialis, tapi kitapun semua tau, Sovyet di bawah Lennin tidak lain adalah bentuk kediktatoran semata-mata dan malah tidak ada sama sekali niat untuk menghapus negara dari kehidupan rakyat. Buka berarti struktur kapitalis lebih baik dari sosialis, struktur kapitalis/liberalis memang memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh orang namun kapitalis/liberalis tidaklah memberikan kemampuan yang sama bagi tiap orang.

Mungkin memang ada sedikit tanda-tanda kontradiksi kapitalisme seperti yang dikatakan Marx, namun juga kapitalis agaknya memiliki antitesa agar tetap menjadi satu-satunya sistem yang mapan. Sekali lagi, tidak ada satupun sistem yang abadi di dunia, pasti suatu saat akan ada suatu sistem yang menggantikan kapitalis, suatu sistem yang lebih adil dan beradab.


[1] Dalam tulisan ini, tanpa sama sekali bermaksud menggurui, penulis mencoba sedikit berbagi tentang kapitalisme bardasarkan sudut pandang historis (asal usul dan perkembangannya). Segala sumber dari tulisan ini berasal dari berbagai buku yang penulis pernah baca.

2 komentar: