Jumat, 13 April 2012

Demonstrasi Setengah Hati

Demonstrasi merupakan salah satu cara yang sering digunakan dalam menyampaikan aspirasi. Kebebasan demonstrasi ini, sebagaimana kita ketahui, tidaklah dapat dirasakan ketika kita masih berada pada zaman otoriter Suharto dengan UU Subversiv-nya. Namun ketika Suharto lengser dan reformasi bergulir, maka iklim demokrasi dibuka seluas-luasnya, selebar-lebarnya. Memang, keadaan ini selain membawa dampak yang sangat baik namun juga membawa implikasi terselubung, diantaranya tidak hanya mahasiswa saja yang bisa melakukan demonstrasi. Buruh, tani, LSM, semua berlomba-lomba melakukan demostrasi menyauarakan aspirasinya asalkan mereka memiliki masa. Akhirnya muncullah demonstran bayaran, demonstrasi titipan, dll.

Kapitalisme: Asal Usul dan Perkembangannya[1]

Sebelum adanya Revolusi Industri, masyarakat eropa adalah masyarakat yang sangat bercorak feodalistik. Masyarakat feodal dibangun dari masyarakat tuan tanah, tanah garapan, penggarap tanah, dan sedikit masyarakat pemilik modal (yang merupakan partner tuan tanah untuk menjual komoditasnya). Hubungan antara tuan tanah dan penggarap tanah dianggap sebagai hubungan suci. Penggarap tanah menganggap ketika mereka mengabdi kepada tuan tanah, itu artinya mereka mengabdi kepada tuhan.